UN akh,,,>>>
SIAP-SIAP HADAPI UN
LIBUR panjang telah usai, perjuangan pun akan segera dimulai. Bagi siswa kelas 12 seperti aku, memasuki awal tahun 2010 atau akhir semester akan menjadi sebuah perjuangan yang berat.
Pasalnya, para siswa kelas 12 harus berjibaku mengikuti ujian nasional (UN) yang akan digelar Maret tahun 2010. Siap tidak siap, aku dan teman-teman kelas 12 harus menjalaninya.
Memang selama ini, UN telah menjadi hal yang menakutkan bagi para siswa kelas 12 maupun siswa kelas 9 sekolah menengah pertama (SMP). Namun tidak bagiku. UN menurutku masih layak diselenggarakan untuk mengetahui kemampuan siswa selama belajar di sekolah.
UN 'kan bukan sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sebaliknya. Terlebih, UN bukan satu-satunya alasan untuk dijadikan kelulusan. Jika kita bisa mengikuti proses UN, aku yakin teman-teman bisa menghadapinya.
Pemerintah menyelenggarakan UN bukan tanpa alasan. Tentunya ada tujuan yang dicari, yakni standar kelulusan secara nasional sekalipun hal itu banyak menimbulkan pro dan kontra.
Daripada meributkan sesuatu yang sudah pasti akan digelar pemerintah, lebih baik kita melakukan persiapan dengan meningkatkan intensitas belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Terlebih penyelenggaraan UN tahun ini dimajukan dari tahun-tahun sebelumnya. Sementara mata pelajaran belum semuanya diberikan oleh para guru.
Di sekolah, untuk mendapat pelajaran atau pendidikan dari guru, waktunya sangat singkat. Hal ini mungkin yang dirasakan para siswa. Termasuk aku secara psikolog, merasa tidak siap menghadapi UN. Karena itu, banyak siswa yang mencoba mencari jam tambahan belajar di luar semacam les privat.
Tidak hanya itu, para guru di sekolah pun aku yakin secara psikolog merasa belum siap pula. Untuk menyiasatinya, para guru membuka les privat atau pemantapan di sekolah seusai jam pelajaran. Aku sih lebih memilih pemantapan di sekolah. Selain lingkungan dan gurunya sudah dikenal, pemantapan di sekolah gratis, tidak dipungut bayaran. Bayangkan kalau kita belajar di luar, berapa rupiah yang dikeluarkan hanya untuk mengikuti pemantapan saja.
Aku berharap dengan mengikuti pemantapan di sekolah, hasil UN-ku tidak jelek alias bisa lulus, sehingga tidak usah mengikuti UN ulangan. Bagaimana pun, jika sampai mengikuti UN ulangan, ini akan menjadi beban.
Pasalnya, para siswa kelas 12 harus berjibaku mengikuti ujian nasional (UN) yang akan digelar Maret tahun 2010. Siap tidak siap, aku dan teman-teman kelas 12 harus menjalaninya.
Memang selama ini, UN telah menjadi hal yang menakutkan bagi para siswa kelas 12 maupun siswa kelas 9 sekolah menengah pertama (SMP). Namun tidak bagiku. UN menurutku masih layak diselenggarakan untuk mengetahui kemampuan siswa selama belajar di sekolah.
UN 'kan bukan sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sebaliknya. Terlebih, UN bukan satu-satunya alasan untuk dijadikan kelulusan. Jika kita bisa mengikuti proses UN, aku yakin teman-teman bisa menghadapinya.
Pemerintah menyelenggarakan UN bukan tanpa alasan. Tentunya ada tujuan yang dicari, yakni standar kelulusan secara nasional sekalipun hal itu banyak menimbulkan pro dan kontra.
Daripada meributkan sesuatu yang sudah pasti akan digelar pemerintah, lebih baik kita melakukan persiapan dengan meningkatkan intensitas belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Terlebih penyelenggaraan UN tahun ini dimajukan dari tahun-tahun sebelumnya. Sementara mata pelajaran belum semuanya diberikan oleh para guru.
Di sekolah, untuk mendapat pelajaran atau pendidikan dari guru, waktunya sangat singkat. Hal ini mungkin yang dirasakan para siswa. Termasuk aku secara psikolog, merasa tidak siap menghadapi UN. Karena itu, banyak siswa yang mencoba mencari jam tambahan belajar di luar semacam les privat.
Tidak hanya itu, para guru di sekolah pun aku yakin secara psikolog merasa belum siap pula. Untuk menyiasatinya, para guru membuka les privat atau pemantapan di sekolah seusai jam pelajaran. Aku sih lebih memilih pemantapan di sekolah. Selain lingkungan dan gurunya sudah dikenal, pemantapan di sekolah gratis, tidak dipungut bayaran. Bayangkan kalau kita belajar di luar, berapa rupiah yang dikeluarkan hanya untuk mengikuti pemantapan saja.
Aku berharap dengan mengikuti pemantapan di sekolah, hasil UN-ku tidak jelek alias bisa lulus, sehingga tidak usah mengikuti UN ulangan. Bagaimana pun, jika sampai mengikuti UN ulangan, ini akan menjadi beban.
0 komentar:
Posting Komentar